Menggali Potensi Anak
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen
Menggali Potensi Anak ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin , 17 Rajab 1445 H / 29 Januari 2024 M.
Kajian Tentang Menggali Potensi Anak
Ketika mencermati kehidupan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kita akan menemukan bahwa mereka memiliki keunggulan yang beragam. Antara satu orang dengan orang lain, keunggulannya bisa berbeda-beda. Misalnya, ada yang menjadi pemimpin seperti empat Khulafaur Rasyidin, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallahu ‘Anhum.
Ada yang menjadi juru dakwah. Contohnya, Mus’ab bin Umair yang dikirim ke Madinah, sedangkan Mu’adz bin Jabal pernah dikirim ke Yaman oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ada juga yang menjadi pedagang kaya raya, seperti Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu ‘Anhu. Kepiawaian beliau dalam berbisnis membuatnya sangat diakui. Kata para ahli sejarah, jika Abdurrahman ini membuka batu, di bawahnya pasti ada “emas.” Ini hanyalah sebuah perumpamaan untuk menggambarkan keahlian beliau dalam berbisnis. Apa pun yang dikerjakannya, selalu menghasilkan, seolah-olah membuka batu di bawahnya selalu menemukan emas. Ini hanyalah kiasan untuk menyatakan betapa mahirnya beliau dalam memilih lahan bisnis.
Selain itu, ada juga yang menjadi panglima perang yang sangat terkenal. Musuh begitu mendengar namanya saja sudah takut. Salah satu contohnya adalah Khalid bin Walid Radhiyallahu ‘Anhu.
Menariknya, masing-masing dari profesi tadi: pemimpin, da’i, saudagar, dan panglima perang, semuanya menonjol dalam menjalankan aktivitasnya. Ini patut kita cermati bagaimana Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghasilkan -dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla- manusia-manusia yang sangat ahli di bidang yang berbeda-beda.
Semuanya dimulai dari kelahiran anak-anak kita. Perhatikanlah, setiap anak yang lahir memiliki potensi, minat, dan kecenderungan masing-masing. Seringkali, meskipun memiliki orang tua yang sama, namun anak-anak memiliki hobi, minat, dan kecenderungan yang berbeda-beda. Kesalahan sebagian orang tua adalah memaksakan anak untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan minatnya. Bahkan, ada yang mengharuskan anak mengikuti jejak pekerjaan orang tua. Misalnya, jika ayahnya dokter, anaknya diharapkan juga menjadi dokter; jika ayahnya pilot, anaknya diharapkan juga menjadi pilot, dan sebagainya.
Langkah Praktis Menggali Potensi Anak
Lalu, bagaimana kita menggali potensi mereka? Berikut beberapa langkah praktis yang bisa diambil.
Langkah pertama, bangunlah pondasi yang kuat. Khalid bin Walid sebagai panglima, Abdurrahman bin Auf sebagai saudagar, dan Muadz sebagai dai, semuanya memiliki profesi berbeda, namun mereka memiliki kesamaan. Mereka semua memiliki keimanan yang kuat.
Oleh karena itu, langkah pertama yang harus kita ambil untuk menemukan potensi anak kita adalah membangun aqidah yang kuat dalam diri mereka. Hal ini penting agar anak, apa pun profesi yang akan dijalani nantinya, tetap menjaga keimanannya. Entah ia menjadi polisi, insinyur, dokter, presiden, atau profesi lainnya, pondasinya harus kuat agar tidak mudah korupsi atau terpengaruh oleh lingkungan buruk di sekitarnya.
Jelaskan kepada anak mengenai pekerjaan yang baik, buruk, halal, dan haram. Mana hobi yang baik dan yang tidak baik.
Sebagian pendidik membiarkan anaknya bebas memilih apa sebelum diberi pondasi. Karena pada dasarnya, manusia lahir tanpa ilmu apa pun. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا…
“Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak tahu apa-apa…” (QS. An-Nahl[16]: 78)
Ketika seseorang tidak tahu apa-apa, jangan disuruh memilih kalau belum punya pondasi yang kuat. Setelah tahu mana yang halal dan haram, baru kita melangkah kepada langkah selanjutnya.
Langkah kedua, buatlah daftar minat dan bakat. Setelah dia belajar di SMP atau SMA. Ketika anak sudah mengetahui berbagai macam pekerjaan dan aktivitas, berikan selembar kertas untuk menulis jenis-jenis pekerjaan yang dia ketahui. Misalnya: ustadz, petani, peternak, insinyur, programmer, dokter, dll. Beri nomor urutan 1, 2, 3, dan seterusnya. Setelah itu, minta anak memberikan skor untuk setiap pekerjaan tersebut, dengan rentang nilai 1 hingga 10. Biarkan anak menilai sesuai dengan yang dia rasakan, bukan yang dirasakan oleh orang tua.
Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa semua pekerjaan yang dia tulis adalah halal. Maka langkah pertama tadi adalah pondasi. Jangan sampai anak memasukkan daftar pekerjaan sebagai artis.
Setelah dia memberi angka, maka akan keluar angka-angka yang tinggi, mulai dari 8, 9, dan 10.
Langkah ketiga, lakukan uji coba minat dan bakat. Misalnya dari 20 profesi, ternyata yang skornya 8, 9, 10 cuma lima. Contohnya, ada berdakwah, bertani, arsitektur, memasak. Setelah itu, kita urut dari yang paling diminati oleh anak. Kemudian kita ajak anak untuk menggali lebih dalam tentang profesi tersebut. Caranya, kita sediakan buku-buku di rumah sesuai dengan bidang studi. Misalnya, buku tentang pertanian, arsitektur, kerajinan, kedokteran, kesehatan, cerita, dan agama.
Kita sediakan buku-buku yang bisa dimanfaatkan oleh anak untuk memahami profesi itu. Biarkan anak membaca dan menggali lebih dalam. Bisa juga membuka internet untuk mencari informasi tambahan dengan ditemani orang tuanya. Ajak anak untuk membuka YouTube atau melakukan browsing di web tentang profesi yang diminatinya, sehingga dia bisa memahami dengan lebih baik.
Cara selanjutnya adalah mengajak anak untuk bertemu dengan ahli di bidang yang dia minati tersebut.
Bagaimana langkah-langkah selanjutnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53874-menggali-potensi-anak/